Read more: http://www.uzumaki-popey.com/2013/01/cara-membuat-blog-agar-tidak-bisa-di.html#ixzz2QsOk3Nqd

Pengamatan Sperma


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT , yang atas rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Embriologi tentang Pengamatan Spermatozoa. Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini banyak terdapat kekurangan dan banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada:
1.      Koordinator Lab Embriologi drh. Dian Masyitha, M.Sc
2.      Asisten pembimbing Laboratorium Embriologi Kak Ira Khubairah
3.      Rekan-rekan Gelombang 1 kelompok 1 Embriologi, dan
4.      Semua pihak yang telah membantu.
Demikianlah laporan ini penulis buat sebagai syarat untuk untuk mengikuti perkuliahan Embriologi, dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif.


                                                                      Darussalam, 25 Mei 2013

                                                                                                  Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Sebuah sperma dari kata Yunani kuno dan lebih dikenal sebagai sel sperma, adalah sel haploid yaitu gamet jantan. Sperma meliputi dua bagian, yaitu zat cair dan sel. Cairan merupakan tempat hidup sperma. Sel-sel yang hidup dan bergerak disebut spermatozoa, dan zat cair dimana sel-sel tersebut berenang disebut plasma seminal. Spermatozoa merupakan sel padat dan sangat khas, tidak tumbuh atau membagi diri serta tidak mempunyai peranan fisiologis apapun pada hewan yang menghasilkannya, semata-mata hanya untuk membuahi telur pada jenis yang sama.

1.2         Tujuan
Melalui kegiatan praktikum ini, para mahasiswa diharapkan mempunyai pengalaman mengenai mendeskripsikan perbedaan morfologi sperma antar organisme satu dengan yang lainnya dan mampu menjelaskan fungsi bagian-bagian sperma.



1.3         Manfaat
Agar setelah diadakannya praktikum ini mahasiswa dapat menjelaskan bagian-bagian sperma dan perbedaan morfologinya.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Semen terdiri atas spermatozoa dalam plasma seminal yaitu suatu campuran sekret dari epididimis, duktus deferen, vesikula seminalis, prostate, dan kelenjar bulbouretralis. Volume ejakulat berkisar 3-4 ml, jumlah spermatozoa adalah 300-400 juta dan minimal sekitar 100 juta /ml. Pada fertilitas yang normal, 50%-70% spermatozoa motil selama 3 jam pertama setelah ejakulasi dengan kecepatan lebih dari 20 µm/detik. Spermatozoa yang normal harus memiliki kepala bulat lonjong (oval), leher, dan ekor tunggal (Geneser 1994).
Selain konsentrasi, terdapat variabel lain yang dapat diukur untuk menentukan kualitas spermatozoa, yaitu karakteristik semen yang meliputi koagulasi dan liquefaksi, viskositas, rupa dan bau, volum, pH, kadar fruktosa, motilitas, dan morfologi spermatozoa (Wiknjosastroet al. 1999).
Spermatogenesis adalah proses pertumbuhan dan perubahan dari spermatogonia sampai spermatozoa yang meliputi tiga fase yaitu 1) spermatositogenesis, selama fase ini spermatogonium membelah secara mitosis, menghasilkan generasi sel baru yang nantinya akan menghasilkan spermatosit primer. 2) meiosis I, selama fase ini spermatosit primer mengalami dua kali pembelahan secara berurutan, dengan mereduksi sampai setengah jumlah kromosom dan jumlah DNA per sel, menghasilkan spermatosit sekunder, spermatosit sekunder mengalami meiosis II menghasilkan spermatid 3) spermiogenesis, spermatid mengalami proses sitodiferensiasi, menghasilkan spermatozoa (Junqueira dan Carneiro 1998).
Kelainan spermatozoa juga dapat disebabkan kelainan hormonal. Pada perubahan spermatosit primer menjadi spermatosit sekunder (dalam spermatogenesis) dalam tubulus seminiferus dirangsang oleh FSH (Follicle Stimulating Hormone) dari kelenjar hipofisis anterior. Tidak adanya FSH maka spermatogenesis tidak akan terjadi. Akan tetapi, FSH tidak dapat bekerja sendiri menyelesaikan spermatogenesis. Agar spermatogenesis berlangsung sempurna, memerlukan testosteron yang dihasilkan oleh sel interstisial Leydig (Guyton 1997).
Bila ada gangguan maka kualitas sperma akan berubah. Sperma hitung kurang dari 20 juta/ml disebut dengan kelainan oligospermia, sedangkan untuk sperma dengan nilai motilitas kurang dari 40% disebut dengan asthenospermia. Kombinasi kadar FSH dan LH yang tinggi dan kadar testosterone yang rendah menyebabkan adanya kegagalan testis. Kadar FSH yang tinggi dengan kadar LH dan testosterone yang normal menyebabkan kegagalan sel germinal terisolasi, fungsi sel Leydig yang normal dan terandrogenisasi normal tapi mengalami azoospermia atau oligospermia (DeCherney et al. 1997).
Unggas jantan berbeda dari ternak piaraan lainnya, karena testis tidak turun dalam skrotum tetapi tetap dalam rongga badan. Testis menghasilkan spermauntuk membuahi telur yang berasal dari hewan betina. Testis yang berbentuk bulat kacang tersebut besarnya berbeda-beda menurut umur dan besar unggas. Permukaan testis diselaputioleh suatu jaringan fibrosa yang kuat yang diteruskan kedalam testis membentuk kerangka penunjang tenunan testis (Sarwono, 1993).




BAB III
METODE PERCOBAAN

1.1         Alat dan Bahan
1.         Mikroskop
2.         Cawan Petri
3.         Alat Bedah
4.         Objek glass
5.         Sperma Ayam dan Mancit
6.         Giemsa atau eosin
7.         NACl fisiologis

1.2         Cara Kerja
1           Ambillah cairan yang mengandung spermatozoa yang berasal dari testis, epididimis atau vas deferen.
2           Jika cairan tersebut pekat larutan NACL fisiologis, teteskan cairan pada objek glass yang bersih. Kemudian dengan objek glass yang lain dioles setipis mungkin dan fiksasi dengan cara melewatkannya di atas api.
3           Warnai dengan Giemsa atau eosinn selama 3-5 menit. Cuci dengan air mengalir. Selanjutnya keringkan kembali, periksa dibawah mikroskop.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1         Sperma Mancit

1.2         Sperma Sapi



Spermatozoa pada umumnya memiliki empat bagian utama, yaitu Head, acrosome, midpiece, tail, end piece

Kualitas spermatozoa meliputi beberapa aspek, yaitu motilitas spermatozoa yang dapat dibagi menjadi tiga kriteria (motilitas baik, motilitas kurang baik dan tidak motil), morfologi spermatozoa meliputi bentuknya (normal atau abnormal, abnormalitas dapat terjadi pada kepala, midpiece, ekor atau end piece), konsentrasi atau jumlah spermatozoa dan viabilitas (daya hidup) spermatozoa.
Morfologi Spermatozoa yang normal terbagia atas bagian kepala, bagian tengah yang pendek (midpiece) dan bagian ekor yang sangat panjang. Dapat kita lihat sebagai contoh yaitu morfologi spermatozoa pada mencit.

Perbesaran 800x (Wyrobek and Bruce, 1975).
(a)      spermatozoa normal, (b) pengait salah membengkok, (c) sperma melipat,     (d) kepala terjepit, (e) pengait pendek, (f) kesalahan ekor sebagai alat tambahan, (g) tidak ada penggait, (h) sperma berekor ganda dengan kepala tidak berbentuk, (i) kepala tidak berbentuk.
1.             Head
Menentukan bentuk kepala spermatozoa dan tergantung pada spesies hean yang yang di amati. Kutub anterior inti tertutup oleh tudung akrosom yang mengandung sejumlah enzim hidrolitik, misalnya hyaluronidase yang berfungsi untuk melepaskan asam hyaluronic, dan acrosin berupa acrosome yang befungsi menembus dinding zona pellucida. Enzim tersebut diperlukan untuk menembus dinding zona pellucida agar spermatozoa dapat masuk sel telur untuk proses pembuahan. Kepala terutama terdiri dari nukleus, yang mengandung informasi genetik.

2.             Midpiece
Pada bagian leher sebagian besar berbentuk pendek dan sempit, terletak antara kepala dan badan, berdiri dari senteriol yang terletak sentral dengan serabut tepi kasar tersusun memanjang, berlanjut dengan serabut luar pada badan spermatozoa. 

3.             Flagelum
Pusat badan memiliki struktur flagelum yang khas : dua buluh mikro sentral dan Sembilan pasang buluh mikro perifer yang membentuk komplek filamen aklsial. Mereka di kelilingi oleh Sembilan serabut luar yang memipih , tersusun longitudinal yang berhubungan dengan serabut penhubung.  Selanjutnya dikelilingi oleh mitokondria dengan jalinan mengulir berbentuk cincin yang menebal pada badan menandai batas antara badan dan ekor utama.

2.             Tail
Tail merupakan bagian ekor spermatozoa yang paling panjang. Struktur komplek filamen aksial mirip dengan bagian badan dan dikitari oleh kelanjutan serabut bagian badan. Serabutnya bervariasi menurut ukuran,bentuk dan memipih kearah ekor . Rusuk semisiskular struktur protein pada susunan mengulir melebur dengan dua serabut luar membentuk selubung fibrosa tapi yang khas untuk bagian ekor utama.

3.             End piece
Selubung fibrosa terminal menandai awal dari ujung ekor yang hanya mengandung kompleks filament aksial .Kearah proksimal ujung ekor ,komplek ini memiliki ciri khas susunan Sembilan-tambah-dua:kearah distal ,pasangan dua tepi secara bertahap berkurang menjadi tunggal serta berakhir pada beberapa permukaan.
BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN :
1.             Spermatozoa tampak memiliki dua bagian utama yakni kepala dan ekor.
2.             Dengan menggunakan mikroskop electron bagian ekor dapat dapat dibagi atas bagian leher (neck piece), badan (midlle piece), ekor utama (principal piece), dan ujung ekor (and piece).
3.             Spermiogenesis adalah suatu proses dimana spermatic berdiferensiasi menjadi spermatozoa meliputi sejumlah transformasi inti dan sitoplasma,dikenal sebagai spermiogenesis.










DAFTAR PUSTAKA

DeCherney A.H., Polan, M.L., Lee, R.D., Boyers, S.P. 1997.Seri Skema Diagnositis dan Penatalaksanaan infertilitas. Binarupa Aksara.
Geneser F. 1994.Histologi dan Biologi Sel. (alih bahasa: Arifin Gunawijaya ) Binarupa Aksara. Jakarta.
Guyton AC. 1997.Fisiologi Kedokteran. (Alih bahasa: Adji Dharma dan P. Lukmanto) EGC. Jakarta.
Junqueira LC & J Carneiro 1998. Histologi Dasar (Alih bahasa; Jan Tambayong). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Sarwono, B. 1993. Ragam Ayam Piaraan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Wiknjosastro H, Saifudin AB, Rachimhadhi T, 1999.Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Plaas 'n opmerking