KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT , yang atas
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Embriologi tentang Perkembangan
embrio Ayam. Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini banyak terdapat
kekurangan dan banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
ucapkan terimakasih kepada:
1.
Koordinator Lab Embriologi drh.
Dian Masyitha, M.Sc
2.
Asisten pembimbing Laboratorium
Embriologi Kak Ira Khubairah
3.
Rekan-rekan Gelombang 1 kelompok 1
Embriologi, dan
4.
Semua pihak yang telah membantu.
Demikianlah laporan ini penulis buat sebagai syarat untuk
untuk mengikuti perkuliahan Embriologi, dalam penulisan laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif.
Darussalam, 19 Mei
2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan
embrio ayam terjadi diluar tubuh induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh
makanan dan perlindungan dari telur berupa kuning telur, albumen dan kerabang
telur. Itulah penyebab telur unggas relatif besar. Perkembangan embrio ayam
tidak dapat seluruhnya dilihat.
Dalam
perkembangannya, embrio dibantu kantung oleh kuning telur, amnion dan alantois.
Kantung kuning telur yang dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini
mengubah isi kuning telur sehingga mudah untuk diserap embrio. Amnion berfungsi
sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi pembawa sebagai ke
oksigen embrio, menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa
pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta
membantu alantois, serta membantu mencerna albumen.
1.2
Tujuan
1.
Mempelajari tahap pembentukan organ pada berbagai umur embrio
ayam.
2.
Mempelajari lapisan embrional yang membentuk bakal organ.
1.3
Manfaat
1.
Agar kita dapat mengetahui tahap-tahap perkembangan atau
pembentuan organ pada berbagai umur embrio ayam.
2.
Agar kita dapat mengetahui lapisan embrional yang membentuk
bakal organ.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada ayam betina terdapat sepasang ovary, hanya yang
dextrum mengalami atropis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovary
menjulur oviduk panjang berkelok-kelok, berlibang pada bagian cranial dengan
suatu bentuk corong, lubang oviduk itu disebut ostium abdominalis. Dinding tubuh oviduk tersusun atas musculus dan
ephiitelium yang bersifat glandular, yang memberi sekresi yang kelak
membungkus telur, yakni albumen (putih telur),
membrane tipis di sebelah luar albumen, dan cangkok yang berbahan zat kapur
yang disebut oleh kelenjar disebelah caudal. (Jasin, 1992)
Awal
perkembangan embrio ayam menunjukkan bahwa splanknopleura dan somatopleura
meluap keluar dari tubuh embrio hingga di atas yolk. Daerah luar tubuh embrio
dinamakan daerah ekstra embrio. Mula-mula tubuh embrio tidak mempunyai batas
sehingga lapisan-lapisan ekstra embrio dan intra embrio saling berkelanjutan.
Dengan terbentuknya tubuh embrio, secara berurutan terbentuk lipatan-lipatan
tubuh sehingga tubuh embriohampir terpisah dari yolk. Adanya lipatan-lipatan
tubuh, maka batas antara daerah intra dan ekstra embrio menjadi semakin jelas.
Daerah kepala embrio mengalami pelipatan yang disebut dengan lipatan kepala dan
meisahkan antara bagian intra dan ekstra embrio. Lipatan kepala membentuk sub
sephal. Pada bagian lateral tubuh juga terbentuk lipatan tubuh lateral dan
memisahkan bagian ekstra dan intra embrio. Bagian posterior mengalami pelipatan
dan dukenal dengan nama lipatan ekor membentuk kantung sub kaudal.
Lipatan-lipatan tersebut embentuk dinding saluran percernaan primitive. Bagian
tengah usus tengah yang menghadap yolk tetap terbuka dan pada daerah ini,
dinding kantung yolk berhubungan dengan dinding usus pada kantung yolk.
Walaupun kantung yolk berhubungan dengan usus melalui tangkai yolk, namun
makanan tidak diambil embrio melalui tangkai yolk (Adnan, 2008).
Pada ayam sel telur yang sebenarnya hanya terdiri atas
kuning telur dan di sisi satunya lagi sebuah daerah sitoplasma tipis dan
sebuah nucleus. Fertilisasi terjadi dalam sebuah oviduk, dan albumim serta
cangkang disekresikan sebagai lapisan tambahan oleh kelenjar-kelenjar khusus
saat telur bergerak menuruni oviduk, tahapan-tahapan blastula dan grastula
terjadi saat telur masih berada dalam oviduk. (Fried, 2002)
Pembelahan
lebih sukar dan terbatas pada suatu keeping pada kutup anima, disini
berlangsung pembelahan partial atau meroblastis. Sel-sel yang membelah itu
membentuk cangkang bentuk cakram yang disebut sebagai blastodis yang merupakan
blastomer sentral yang melepasan diri dari detoplasma di bawahnya dan terbentuk
rongga sempit yang merupakan bagian pinggir, blastomer tidak jelas terpisah
dari detoplasma dan ia terus menerus e dalam detoplasma (Yatim, 1994).
Proses
morfogenetik yang disebut sebagai gastrulasi adalah pengaturan kembali sel-sel
blastula secara dramatis. Gastrula berbeda rinciannya dari satu kelompok hewan
dengan kelompok hewan yang lainnya, tetapi suatu kumpulan perubahan seluler
yang sama menggerakkan pengaturan spasial embrio ini. Mekanisme seluler yang
umum tersebut adalah perubahan-perubahan motilitas sel, perubahan dalam bentuk
sel dan perubahan dalam adhesi (penempelan) seluler ke sel lain dan ke
molekuler matriks ekstraseluler. Hasil penting dari gastrulasi adalah beberapa
sel dekat permukaa blastula berpindah ke lokasi baru yang lebih dalam. Hal ini
akan mentransformasi blastula menjadi embrio berlapis tiga yang disebut
gastrula (Campbell, 1987).
Menurut
anonim (2008), berdasarkan jumlah lapisan embrional, hewan dikelompokkan
menjadi:
1.
Hewan diploblastik : Memilki 2 lapisan embrional, ectoderm dan
endoderm.
2.
Hewan triploblastik :
Memilki tiga lapisan embrional yakni:
1.
Triploblastik aselomata : tak memilki rongga tubuh.
2.
Triploblastik pseudoselomata : memilki rongga tubuh yang semu.
3.
Triploblastik selomata : memiliki rongga tubuh yang
sesungguhnya, yaitu basil pelipatan mesoderm
Blastulasi
pada ayam termasuk blastula yang berbentuk pipih atau cakram (diskoblastik) yang
mempunyai bagian-bagian sebagai berikut: periblas hipoblas dan juga sentoblas.
Gastrulasi pada ayam merupaan proses dari pembentukan stria primitif yang
terdiri dari alur dan pematang primitif berupa garis dilinea mediana, Stria
primitif berbentuk sempurna pada inkubasi telur 18 jam (Sugiyanto, 1996).
Tahap
neurula ayam nirip dengan embrio katak yaitu melalui tahap keeping neural,
lipatan neural, dan bumbung neural. Organogenesis merupakan proses lanjut
setelah terbentuk neurula. Proses ini meliputi pembentukan bakal organ dari
lapisan ectoderm, mesoderm dan endoderm. Perkembangan embio ayam pada berbagai
umur inkubasi merupakan media yang jelas untuk memperlihatkan organogemesis
(Tim Dosen UNM, 2008)
BAB III
METODE PERCOBAAN
1.1
Alat dan Bahan
1.
Incubator
2.
Scalpel
3.
Bak Alumunium
4.
Pinset
5.
Cawan Petri
6.
Telur ayam yang sudah dieramkan
dalam incubator
1.2
Cara Kerja
1.
Sediakan telur ayam kampung yang
akan ditetaskan secukupnya, guna melihat perbedaan diantaranya. Dimasukkan
kedalam incubator /mesin tetas dengan suhu mulai hari 1-19/21 adalah
102°F-105°F.
2.
Pada waktu pengamatan, telur
diambil 1 sampai 3 butir untuk memudahkan dalam pengamatan embrio biar tidak
berdesakan dengan teman-teman dan lebih efisien.
3.
Telur yang akan diamati,
dipecahkan dengan scalpel dan dituangkan isinya kedalam cawan Petri.kemudian
amati perubahan yang terjadi pada telur tersebut.
4.
Pada hari selanjutnya tentukan
apa-apa saja perubahan atau pembentukan telur tersebut mulai hari pertama
sampai menetas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a.
Hari Pertama
Pada
hari pertama terbentuk peta takdir, area opaka, zona pelusida. Terdapat pula
primitive streak yaitu suatu bentuk memanjang dari pusat blastoderm yang kelak
akan menjadi tulang punggung. Bentuk calon seperti susunan balok, tergambar
bentuk saluran makanan, permulaan terbentuknya susunan saraf, mata.
b.
Hari Kedua
Pada
hari kedua mulai terbentuk jantung, hati dan pembuluh darah mulai berkembang. Sedang
memulai dimana letak telinga, pembuluh saraf columna vertebrae. Saat ini adalah
saat yang kritis dari kehidupan embrio, sebab saat itu jantung mulai berdetak.
Peredaran darah dimulai, dengan kerja sama antara kantung darah dengan kantung
selaput kuning telur.
c.
Hari Ketiga
Hari
ketiga bentuk jantung tergambar, kaki mulai terbentuk dan dikembangkan, terbentuk
sayap, embrio mulai berputar, dengan mata tampak pembuluh darah, organ tubuh
lengkap,terbentuk lidah, adanya selaput amnion, ada cairan corio alantois, umbilicalis
fungsinya menyalurkan makanan ke embrio atau memfiksir embrio.
d.
Hari Kelima
Hari
kelima ini embrionya sudah tampak jelas. Kuncup-kuncup anggota badan sudah
mulai terbentuk. Ekor dan kepala sudah berdekatan sehingga tampak seperti huruf
C. Sementara amnion dan alantois sudah kelihatan. Embrio sudah terletak didalam
amnion dan pembuluh sudah semakin banyak dari pada hari sebelumnya. Selain itu
telah terdapat pula optic fecicel, prosencephalon, metencephalon,
rombencephalon, dan umbilicalis.
e.
Hari Kedelapan
Pada hari kedelapan, perkembangan yang terjadi
yaitu bakal paruh dan kaki sudah mulai terbentuk, tulang punggung sudah mulai
mengeras, dan optic fecicel telah berubah sempurna menjadi mata.
f.
Hari Kesembilan
Jari kaki
dan sayap terlihat mulai terbentuk. Selain itu, perut mulai menonjol karena
jeroannya mulai berkembang. Pembentukan bulu juga dimulai. Pada masa-masa ini,
embrio sudah seperti burung, dan mulutnya terlihat mulai membuka. Alat
reproduksi, jantung, muka, hidung dan pernafasan mulai nyata.
g.
Hari Ketiga belas
Perkembangan
yang telihat yaitu sayap dan kaki mulai terlihat jelas. Paruh mulai mengeras,
sisik dan kuku sudah mulai terlihat juga. Alantois menyusut menjadi membran
Chorioalantois . Tubuh pun sudah ditumbuhi bulu. Embrio akan berputar sehingga
kepalanya tepatberada di bagian tumpulnya telur.
h.
Hari Keempat belas
Pada
hari keempat belas, perkembangan yang terjadi yaitu sisik, cakar, dan paruh
sudah mengeras. Bentuk kepala menuju normal dan posisi embrio telah sejajar
dengan poros memanjang bentuk telur. Kuning telur membeku, sedangkan putih
telur mencair dan tinggal sedikit. Telinga, mata, dan ekor menuju kearah
sempurna. Sistem ginjal mulai memproduksi urates (garam dari asam urat).
i.
Hari Ketujuh belas
Pada
hari ketujuh belas, permulaan internalisasi vitelin, terjadi pengurangan cairan
embrionik. Selain itu perkembangan yang terjadi adalah kepala menjadi normal
bentuknya demikian juga dengan mata, ekor, sayap, dan kaki. Bulu sudah menutupi
seluruh permukaan tubuh dan paruh mengarah kekantung udara.
j.
Hari Kedua puluh
Kuning
telur sudah masuk sepenuhnya ke dalam tubuh embrio. Embrio yang hampir menjadi
anak ayam ini menembus selaput cairan, dan mulai bernafas menggunakan udara di
kantung udara. Saluran pernafasan mulai berfungsi dan bekerja sempurna.
Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi
seperti air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan
untuk pertumbuhan embrio sampai menetas. Selama pembelahan awal seluler,
terbentuk dua lapisan sel benih dimana peristiwa ini disebut dengan gastrulasi,
yang biasanya dilengkapi pada saat telur dikeluarkan dari tubuh induk. Kedua
lapisan ini adalah ektoderm dan mesoderm. Lapisan ketiga yaitu endoderm akan
terbentuk ketika telur sudah di tempatkan di dalam incubator.
Fertilitas adalah persentase telur yang fertil dari
sejumlah telur yang ditetaskan.Telur fertil ialah telur yang dibuahi/telur
hasil perkawinan antara jantan dan sel betina. Ada beberapa factor yang
mempengaruhi fertilitas yaitu: pengaturan suhu, pengaturan kelembaban, pembalikan
telur, periode kritis dan candling. Rongga udara memberi identitas lamanya
telur disimpan,rongga udara yang diperlukan adalah rongga udara yang tingginya
kurang dari 1 cm.
Embrio yang sedang tumbuh didalam tubuh membutuhkan
temperature yang optimum selama penetasan. Gejolak temperature yang terlalu
eksterm akan menyebabkan kematian embrio. Adapun temperature yang optimum untuk
telur tetas tidak sama pada semua telur, tetapi tergantung pada besarnya telur,
kualitas kerabang, genetic, umur telur ketika dimasukkan kedalam rak mesin
tetas/incubator. Komponen-komponen terpenting
dari udara adalah O2, N, CO2 dan uap air, lalu
lintas udara ini dilakukan melalui pori-pori pada kerabang untuk pernapasan
embrio berupa O2 dan pembuangan gas CO2 dari hasil
pembakaran embrio. O2 ini sangat penting untuk keberlangsungan hidup
embrio, bila jumlah O2 dalam ruang incubator berkurang maka kematian
embrio sudah diambang pintu. Kebutuhan O2 ini diambil oleh mesin
pipa-pipa ventilasi. Semakin besar embrio maka akan semakin banyak udara yang
dibutuhkandan ventilasi semakin penting.
Pada saat telur dikeluarkan, beberapa ribu sel akan
dihasilkan dan blastodisc akan menggambarkan suatu unit yang kompleks. Setelah
telur dikeluarkan, pembelahan seluler terus berlangsung selagi temperature di
atas 75º F. Sel telur tidak akan membelah lagi bila temperatur kembali rendah,
oleh karena itu mulai saat telur ditelurkan sampai telur siap dimasukkan
kedalam incubator, pembelahan seluler akan terhambat, artinya tidak terjadi
pembelahan sel antara waktu tersebut.
Pada hari pertama, kepala embrio telah terbentuk dan
didalamnya dapat dilihat permulaan pertumbuhan sistem saraf pusat, fore-got,
dan traktus alimentarius. Pulau darah muncul didaerah opaca, diluar tubuh
embrio. Elastoderm membesar (melebar dengan cepat yang memulai proses
pertumbuhan hingga mengelilingi kuning telur). Pada hari kedua jantung mulai
tampak berdenyut. Pada hari ketiga, lapisan endoderm melekat pada kantong
kuning telur dan area ovaca berubah menjadi area vasculosa, sedangkan
dipertengahannya terdapat peta takdir yang akan berkembang menjadi pembuluh
darah dan butir-butir darah.
Pada hari keempat, terdapat pertumbuhan endoderm kearah
luar untuk membentuk usus belakang yang mendorong suatu lapisan mesoderm yang
masuk kedalamnya menjadi cavitis ekstra embrionik untuk membentuk alantois.
Selaput ekstra embrionik terus menerus memebesar hingga mengisi seluruh ruangan
serta merupakan kantong pembuluh darah yang bergabung dengan chorion sehingga
kapiler-kapilernya itu berhubungan langsung dengan selaput kuning telur.
Amnion merupakan kantong yang membantu embrio muda selama
perkembangannya, dimana kantung ini dipenuhi suatu cairan yang transparan dan
bersifat mukoid, dihasilkan oleh dinding amnion dan kulit tubuh embrio.
Menjelang kelahiran cairan ini ditelan oleh foetus kembali. Pada ayam berfungsi
untuk mencegah embrio kering, meniadakan goncangan, keleluasaan embrio
berubah-ubah sikap, dan menyerap albumin.
Chorion merupakan selaput perpaduan antara selaput bagian
dalam kerabang telur dengan alantois. Chorion berasal dari sebelah luar zona
amniotic. Pada proses pembentukan plasenta merupakan bagian dari foetus. Bersama-sama dengan alantois
membentuk selaput choriallantois. Chorion kaya akan pembuluh darah yang
berfungsi menyempurnakan fungsi metabolic. Alantois merupakan selaput yang membantu
system sirkulasi dan apabila telah berkembang sempurna ia akan mengelilingi
embrio.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN :
1.
Penetasan adalah suatu proses
untuk memperoleh bibit.Karena dengan adanya penetasan menggunakan mesin tetas
akan lebih banyak diperoleh di bandingkan dierami induknya.Mungkin jika dierami
oleh induknya lebih kurang 12 butir,sedangkan dengan menggunakan mesin tetas
bisa memuat sebanyak 50 butir ( menurut ukuran mesin tetas tersebut ).
2.
Tahap perkembangan embrio pada
ayam terdiri atas 2 fase yaitu
a.
Fase perkembangan awal, dalam
tubuh induk
b.
Perkembangan selama masa
pengeraman diluar tubuh induk
3.
Perkembangan embrio pada hari
kedua pengeraman, pertumbuhannya meliputi tahap-tahap berikut:
a.
Morulasi
b.
Blastulasi
c.
Gastrulasi
4.
Ketentuan bagi sebutir telur untuk
ditetaskan adalah:
a.
Telur yang dihasil kan oleh betina
yang telah dibuahi.
b.
Permukaan kulit telur licin dan
rata
c.
Kerabang telur tidak terlalu tebal
dan tipis
5.
Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan waktu penetasan adalah sebagai berikut:
a.
Nisbah kelamin
b.
Temperatur selama penetasan
c.
Kelembaban selama penetasan
d.
Penyediaan udara selama penetasan
e.
Posisi telur pada rak telur
penetasan
DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2008. Perkembangan Hewan.
Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Anonim. 2008. Pertumbuhan pada Hewan.
http://www. Praweda.co.id. Diakses pada tanggal 19 Mei 2012 pukul 18.05.
Campbell. 1987. Biologi Edisi kelima
Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Fried,
G. 2002. Biologi Edisi
ke II. Erlangga : Jakarta.
Jasin,
Maskoeri. 1992. Zoologi Invertebrata. Sinar Wijaya : Surabaya.
Sugiyanto. 1996. Perkembangan Hewan.
Fakulatas Biologi UGM: Yokyakarta.
Tim Dosen UNM, 2008. Penuntun
Praktikum Perkembangan Hewan. Universitas Negeri Makassar.
Yatim. 1990. Reproduksi dan
Embriologi. Tarsito : Bandung
0 komentar:
Plaas 'n opmerking