Read more: http://www.uzumaki-popey.com/2013/01/cara-membuat-blog-agar-tidak-bisa-di.html#ixzz2QsOk3Nqd

Sistem Reproduksi Betina ( Genetalia Feminina)


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT , yang atas rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Embriologi tentang Organ reproduksi Betina ( Genitalia Feminina). Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini banyak terdapat kekurangan dan banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada:
1.      Koordinator Lab Embriologi drh. Dian Masyitha, M.Sc
2.      Asisten pembimbing laboratorium Embriologi Kak Ira Khubairah
3.      Rekan-rekan Gelombang 1 kelompok 1 Embriologi, dan
4.      Semua pihak yang telah membantu
Demikianlah laporan ini penulis buat sebagai syarat untuk untuk mengikuti perkuliahan Embriologi, dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif.




                                                          Darussalam, 03 April 2013

                                                                                   Penulis




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Makhluk hidup mulai dari tingkat uniseluler sampai tingkat multiselular memiliki kemampuan untuk mempertahankan jenisnya. Hal itu dimaksudkan agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan spesiesnya di muka bumi. Proses mempertahankan jenis itu dapat dikategorikan ke dalam proses reproduksi atau perkembangbiakan. Tiap jenis hewan memiliki cara reproduksi yang berbeda satu sama lain. Pada hewan avertebrata proses reproduksi masih sederhana, sedangkan pada hewan vertebrata prosesnya kompleks dan melibatkan banyak organ reproduksi. Reproduksi hewan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan vegetatif terjadi tanpa peleburan sel kelamin jantan dan betina. Perkembangbiakan vegetatif biasanya terjadi pada hewan tingkat rendah atau tidak bertulang belakang (avertebrata). Perkembangbiakan generatif umumnya terjadi pada hewan tingkat tinggi atau hewan betulang belakang (vertebrata). Perkembangbiakan tersebut melibatkan alat kelamin jantan dan alat kelamin betina dan ditandai oleh adanya peristiwa pembuahan (Fertilisasi).Kebanyakan organisme mempunyai perbedaan yang nyata antara individu jantan dan individus betina. Alat reproduksi hewan pada dasarnya terdiri atas sel kelamin dan alat kelamin.

1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat mempelajari dan mengetahui struktur anatomi baik itu makroskopis ataupun mikroskopis dari sistem reproduksi betina.

1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui stuktur anatomi sistem reproduksi betina, baik itu secara makroskopis ( vulva dan vagina) maupun mikroskopis (uterus, oviduk, dan ovarium).




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu ciri-ciri makhluk hidup adalah berkembang biak. Dan pada proses perkembang biakannya selalu berhubungan dengan sistem reproduksi. Reproduksi pada hewan terjadi dalam dua jenis yaitu reproduksi aseksual dan reproduksi seksual. Reproduksi aseksual adalah penciptaan individu baru yang semua gen nya berasal dari satu induk tanpa peleburan telur dan sperma. Sedangkan reproduksi seksual adalah penciptaan keturunan melalui peleburan gamet jantan dan betina untuk membentuk zigot. Peleburan gamet (sperma dan ovum) disebut dengan fertilisasi. Fertilisasi terbagi menjadi dua macam yaitu fertilisasi eksternal dan fertilisasi internal. (Campbell, dkk., 2004)
Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana individu organisme baru diproduksi. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis: seksual dan aseksual.
Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual.
Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih sederhana, biasanya satu sel, melakukan reproduksi secara aseksual. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Reproduksi)

Ovarium dapat dibedakan dua daerah, yaitu daerah tepi ovarium disebut korteks dan daerah tengah ovarium disebut medulla. Korteks merupakan daerah tepi yang lebar, mengandung folikel dan korpus luteum dan dilapisi oleh epitel permukaan. Terlihat berbagai bentuk sel telur yang sedang berkembang pada ovarium. Bentuk-bentuk tersebut berupa oogonium yang sedang tumbuh menjadi oosit primer, oosit sekunder dan sel telur (ovum). Ditemukan beberapa bentuk folikel, yaitu folikel primer, folikel sekunder dan folikel tersier.(Poernomo dkk., 2003).
Oviduct terdapat sepasang di kanan dan kiri, digantung oleh ligamentum mesosalpink, merupakan saluran kecil berkelok-kelok membentang dari depan ovarium berlanjut ke tanduk uterus. Merupakan saluran yang menghantarkan sel telur (ovum) dari ovarium ke uterus (Lytle and john. 2000)
Uterus memiliki dua kornua, satu korpus, dan satu servik. Tipe bentuk uterus sapi adalah tipe bipartitus yaitu hanya mempunyai satu servik uteri, korpus uterinya jelas dan panjang serta kedua koruna uteri dipisahkan oleh septum (Hafez, 2000).
Cervik merupakan otot sphincter yang terletak diantara uterus dan vagina. Strukturcervik pada hewan mamalia dicirikan adanya penonjolan-penonjolan pada dindingnya dalam bentuk lereng-lereng transversal dan saling menyilang disebut cincin annuler. Cincin annuler ini sangat nyata pada sapi berjumlah empat buah yang dapat menutup rapat servik secara sempurna. Lumen servik selalu tertutup kecuali pada waktu birahi dan melahirkan. Waktu birahi hanya terbuka sedikit untuk memberi jalan masuk bagi semen (Ismudiono, 2010).
Vagina merupakan saluran kelamin betina yang berfungsi sebagai tempat penumpahan semen dan juga merupakan jalur pengeluaran fetus dan plasenta pada saat partus ( Tomaszewka et al, 2001).
Vulva merupakan alat kelamin luar yang terdiri dari labia mayora, labia minora, commisura dorsalis dan ventral dan clitoris. Pertemuan antara vagina dan vestibulum ditandai oleh muara uretra externa, orificium uretra externa, dan sering pula oleh lereng hymen . Posterior dari muara uretra pada lantai vestibulum terdapat suatu kantong buntu, diverticulum sub uretralis, yang ditemukan pada sapi, domba dan babi (Feradis, 2010).
Clitoris homolog dengan gland penis pada hewan jantan, berlekasi pada sisi ventral. Sekitar 1 cm di dalam labia. Clitoris mengandung erectile tissue sehingga dapat berereksi. Juga banyak mengandung ujung syaraf perasa, syaraf ini memegang peranan penting pada waktu kopulasi. Clitoris bereaksi pada hewan yang sedang estrus, tetapi hal ini tidak cukup untuk dijadikan sebagai pendeteksi estrus pada kebanyakan spesies (Widayati et all., 2008).

2.1 Sistem Reproduksi Hewan Betina Secara Makroskopis
            Susunan sistem reproduksi betina dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
2.1.1 Vulva
Vulva adalah bagian eksternal dari genitalia betina yang terentang dari vagina sampai ke bagian yang paling luar. Pertautan antara vagina dan vulva ditandai oleh orifis uretral eksternal dan sering juga oleh suatu pematang, pada posisi cranial terhadap orifis uretral eksternal, yaitu himen vestigeal. Seringkali himen tersebut sedemikian rapat sehingga mempengaruhi kopulasi. Vestibula vagina adalah bagian tubuler dari saluran reproduksi.

2.1.2 Vagina
Vagina adalah bagian dari saluran peranakan yang terletak dalam pelvis diantara uterus (cranial) dan vulva (caudal). Vagina juga berperan sebagai selaput yang menerima penis dari hewan jantan pada saat kopulasi.

2.1.3 Uterus
Uterus ternak yang tergolong mamalia terdiri dari korpus (badan), serviks (leher), dan dua tanduk (kornua). Proporsi relatif dari tiap-tiap bagian itu bervariasi tergantung spesies, begitu juga halnya bentuk maupun susunan kornua tersebut. Ukuran korpus yang paling besar adalah kuda, sapi dan domba lebih kecil, dan pada babi serta anjing paling kecil.



2.1.4 Oviduct
Oviduk adalah saluran yang berpasangan dan berkonvolusi, yang menghantarkan ova dari tiap ovari menuju ke tanduk uterus dan juga merupakan tempat terjadinya fertilisasi ova oleh spermatozoa. Bagian dari oviduct yang berdekatan terhadap ovari berkembang membentuk semacam corong yang disebut infundibulum. Bagian ujung infundibulum membentuk fimbria.

2.1.5 Ovarium
Ovarium adalah organ primer (esensial) reproduksi pada betina, seperti halnya testes pada hewan jantan. Ovari dapat dianggap bersifat endokrin atau sitogenik (menghasilkan sel), karena mampu menghasilkan hormon yang akan diserap langsung ke dalam peredaran darah. (Frandson, 1992).

2.2 Sistem Reproduksi Hewan Betina secara mikroskopis
2.2.1 Vagina
Tunika Mukosa dan Tunika Submukosa Lamina epitelialis mukosae berbentuk skuamus kompleks non-glanduler Pada sapi, di bagian cranial sering ditemukan sel piala. Pada anjing selama estrus sering ditemukan kelenjar intraepithelial. Lamina propria-submukosa terdiri dari jaringan ikat kolagen longgar atau padat dengan nodulus limfatikus tersebar. Tunika Muskularis terbagi 2 atau 3 lapis yaitu lamina muskularis longitudinal internal, lamina muskularis sirkuler intermedial dan lamina muskularis longitudinal eksternal Tunika Serosa di cranial berubah menjadi tunika adventisia di kaudal.
2.2.2 Uterus
Dinding uterus dibagi menjadi:
1. Endometrium
Epitelium kuboid atau kolumner simpleks pada anjing, kucing, dan kuda pada sapi dan babi berbentuk kuboid atau kolumner simpleks atau pseudokolumner kompleks. Pada lamina propria terdapat glandula uterina (kelenjar endometrium) berbentuk tubuler atau tubuler simpleks bercabang. Pada ruminansia terdapat bagian uterus tanpa kelenjar disebut karunkula. 
2. Miometrium
Terdiri dari lapisan otot dalam tebal yang umumnya tersusun melingkar dan lapis luar memanjang teridiri dari sel-sel otot polos. Diantara kedua lapis terdapat lapis vaskuler.
3. Perimetrium
Terdiri dari jaringan ikat longgar yang dilapisi oleh mesotel atau peritoneum. Sel-sel otot polos terdapat dalam perimetrium. Banyak pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf terdapat pada lapis ini. (Dellman et al, 1992)

2.2.3 Oviduct
Terdiri dari 3 segmen: infundibulum, ampula, dan isthmus. Dilapisi oleh epitel kolumner simpleks atau kolumner kompleks dengan silia pada epitel terbesar. Lamina propria terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak sel plasma, sel mast dan leukosit eosinofil. Tunika mukosa pada ampula membuat lipatan tinggi. Tunika muskularis terutama terdiri dari berkas otot polos melingkar memnjang dan miring. Tunika serosa ada dan terdiri dari jaringan ikat mengandung pembuluh darah dan saraf. (Dellman et al, 1992)

2.2.4 Ovarium
Pada potongan memanjang tampak adanya korteks dan medula. Korteks merupakan daerah tepi yang lebar, mengandung folikel dan korpus luteum dan dilapisi oleh epitel permukaan berbentuk kuboid simpleks. Medula merupakan bagian dalam yang mengandung saraf, banyak pembuluh darah dan pembuluh limfe, terdiri dari jaringan ikat longgar dengan otot polos. (Dellman et al, 1992)





BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Secara Makroskopis .
Alat dan bahan :  
1. Baki aluminium
2.  Pinset
3. Pisau scalpel
4. Air
3.1.2 Secara Mikroskopis .
Alat dan bahan :  
1. Mikroskop
2. Preparat ovarium, oviduk, dan uterus

3.2 Cara Kerja
3.2.1 Secara Makroskopis
1. Preparat alat kelamin yang akan dipelajari dikeluarkan dari dalam Timba yang berformalin. Bersihkan dahulu dengan air mengalir agar mata tidak perih dan baunya tidak menyengat.
2. Preparat alat kelamin betina diletakkan di baki aluminium.
3. Amati bagian-bagian dari alat kelamin batina tersebut.
3.2.1 Secara Mikroskopis
1. Ambil Preparat awetan yang sudah di sediakan.
2. Amati preparat  dengan menggunakan mikroskop.




BAB IV
PEMBAHASAN
Sistem reproduksi betina ( genetalia feminina) terdiri dari:
1. Vulva, terdapat klitoris yang merupakan pusat ransangan, labium mayor dan labium minor.
2. Vagina, berperan dalam penumpahan semen ketika kopulasi, jalan keluar foetus dan plasenta ketika kelahiran.
3. Uterus, berperan dalam pembesaran atau pertumbuhan embrio pada masa prenatal, terdiri dari:
a. Kornua uteri 
b. Korpus uteri, dan
c. Servik
4. Oviduct, berperan sebagai tempat tejadinya fertilisasi, tepatnya di ampula tubafallopi, terdiri dari:
a. Infundibulum
b. Ampula, dan
c. Ishtmus
5. Ovarium: berperan dalam menghasilkan sel telur (eksokrin) dan menghasilkan hormon estrogen dan progesterone (endokrin).




BAB V
KESIMPULAN
Sistem reproduksi betina ( genetalia feminina)  terdiri dari vulva, vagina, uterus, oviduct, ovarium, dan glandula mammae.




DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2010. Sistem Reproduksi. http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Reproduksi. Diakses pada Tanggal 1 April Pukul 20.00 WIB.
Campbell, N A. 2004. Biologi Edisi kelima Jilid III. Erlangga. Jakarta Delliman, H Dieter. 1992. Textbook of Veternary Histology.
Dellman, H. Dieter., Esther M. Brown. 1992. Histology Veteriner. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Feradis. 2010. Reproduksi Ternak. Alfabeta. Bandung.
Frandson, R.D.1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi Keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Hafez, E. S. E., B. Hafez. 2000. Reproduction in Farm Animals. Philadelphia : USA.
Ismudiono. 2012. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Surabaya : universitas Airlangga Press
Lytle, Charles, John R. Meyer (I). 2005. General Biology. New York,Mc. Graw Hill Higher Education.
Poernomo., Hanani, N.A.R., J.T. Ibrahim. 2003. Strategi Pembangunan Pertanian. Lappera Pustaka Utama: Yogyakarta.
Tomaszewska., Kim et al. 2001. Mikrobiologi Organik. Pustaka Utama: Jakarta.
Widayati, D.T, Kustono., Ismaya., S. Bintara. 2008. Handout Ilmu Reproduksi Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Plaas 'n opmerking