KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis
ucapkan kehadirat Allah SWT , yang atas rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Embriologi tentang Organ reproduksi Jantan
( Genitalia Masculina). Penulis menyadari dalam penulisan
laporan ini banyak terdapat
kekurangan dan banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk
itu penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Koordinator
Lab Embriologi drh. Dian Masyitha, M.Sc
2. Asisten
pembimbing Laboratorium Embriologi Kak Ira Khubairah
3. Rekan-rekan
Gelombang 1 kelompok 1 Embriologi, dan
4. Semua
pihak yang telah membantu.
Demikianlah laporan ini
penulis buat sebagai syarat untuk untuk
mengikuti perkuliahan Embriologi, dalam penulisan
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat konstruktif.
Darussalam, 28 April 2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sistem reproduksi
adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam individu yang
dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi memiliki perbedaan pada
jantan dan betina. Susunan organ reproduksi masculina pada umumnya terdiri
dari:
1. Organ
reproduksi yang utama yaitu testis
2. Saluran
organ reproduksi yang terdiri dari epididymis, vas deferens, ampula dan
urethra. 4. Kelenjar-kelenjar
asesoris yaitu vesikularis, prostata dan bulbourethralis (Cowper)
3. Organ
reproduksi luar yaitu penis, preputium dan skrotum.
1.2
Tujuan
Tujuan dari praktikum
ini yaitu untuk mengetahui bagian, bentuk dan fungsi dari organ reproduksi
secara mikroskopis dan makroskopis, mengetahui sel-sel yang membangun alat
reproduksi, dan peran sel tersebut dalam rangka membantu fungsi reproduksi
secara keseluruhan.
1.3
Manfaat
1. Mahasiswa
mampu mengamati struktur anatomi sistem reproduksi hewan jantan.
2. Mahasiswa
mengetahui organ yang menyusun sistem reproduksi beserta fungsinya.
3. Mahasiswa
mampu mengamati struktur mikroskopis dari reproduksi hewan jantan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Testis merupakan alat
reproduksi primer bagi hewan jantan karena menghasilkan spermatozoo (jamak;
spermatozoa). Testis berbentuk bulat panjang pada sapi, sumbu arah
vertikal. Panjang testis sapi dewasa adalah 12 sampai 15 cm, diameter tengahnya
6 sampi 8 cm, dan beratnya 300 sampai 500 gr (Widayati et al., 2008).
Testis terletak
diantara dua kantong seretal dan di bawah rongga fortuneal (abdominal) yang
merupakan awal dari pertumbuhan. Pada mamlia jantan s berkembang dari
peritoneal menembus saluran inguinal masuk kantung skroatal. (Lytle and
John.2005)
Epididimis berbentuk
bulat panjang dan melekat pada testis. Epididimis terbagi menjadi 3, yaitu
caput (kepala), corpus (badan), dan cauda (ekor). Caput epididimis
menelungkupi testis. Epididimis berisi duktus, mulai caput berkelok-kelok
rapat sekali. (Campbell.2004)
Duktus deferens
terentang mulai dari cauda epididimis sampai ke uretra. Duktus deferens
(vas deferens) adalah pipa berotot yang pada saat ejakulasi mendorong
spermatozoa dari epididimis ke duktus ejakulatoris dalam uretra
prostatic (Frandson, 1992).
Uretra mempunyai fungsi
menyalurkan sperma dan urin. Menurut letaknya uretra dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu pars pelvina, pars bulbouretralis dan pars penis. Bagian belakang
dari vesica urinaria terdapat colcullus seminalis. Bagian depannya adalah muara
bersama dari ampula dan saluran kelenjar vesikularis (Widayati et al.,
2008).
Penis merupakan organ
kopulatoris pada hewan jantan, berbentuk silinder panjang dan bersifat
fibroelastik. Penis membentang kedepan dari arcus ischiadicus pelvis sampai ke
daerah umbilicus pada dinding ventral perut. Penis ditunjang oleh fascia
dan kulit (Widayati et al., 2008).
Penis dapat dibagi
menjadi tiga bagian yaitu, glans atau alat gerak bebas, bagian utama atau
badan dan akar yang melekat pada ischial arch pada pelvis yang tertutup oleh
otot ischiocavernosus (Frandson, 1992).
Preputium adalah
lipatan kulit di sekitar ujung bebas penis. Permukaan luar merupakan kulit yang
agak khas, sementara lapisan dalam menyerupai membrane mucose yang terdiri dari
lapisan preputial dan lapisan penil yang menutup permukaan ekskremitas bebas
dari penis (Frandson, 1992).
Ejakulat mengandung
spermatozoa dan cairan dari kelenjar aksesori yang terdiri dari sekreta
epididimis dan kelenjar aksesori hewan jantan. Kelenjar aksesori mencakup
bagian duktus deferens berkelenjar, glandula vesikulosa, glandula prostata, dan
glandula bulbouretralis (Dellman, 1992).
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
3.1
Alat dan Bahan
3.1.1 Secara
Makroskopis
.
Alat dan Bahan
1. Baki aluminium
2. Pinset
3. Organ
genetalia sapi jantan
4. Pisau
scalpel
3.1.2 Secara
Mikroskopis
Alat dan Bahan
1. Mikroskop
2. Sediaan awetan tubulus
seminifirus dan ductus epidydimis
3.2
Cara Kerja
3.2.1 Secara
Makroskopis
1. Preparat organ
genetalia yang akan amati dikeluarkan dari dalam stoples yang
telah diberi formalin. Kemudian dibersihkan dengan air agar baunya tidak
menyengat.
2. Setelah
itu preparat alat kelamin diletakkan kedalam baki alumanium.
3. Lalu
amati bagian – bagian dari alat kelamin tersebut dan gambarkan.
3.2.1 Secara
Mikroskopis
1.
Ambil Preparat awetan yang sudah di sediakan.
2.
Amati preparat dengan menggunakan
mikroskop.
BAB
IV
PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan
terhadap organ genetalia sapi dari golongan ruminansia maka dapat diketahui organ-organ kelamin hewan
tersebut memiliki bagian-bagian, yaitu :
Organ genetalia
masculina alat kelaminnya terdiri atas dua buah testis yang terdapat didalam
skrotum, epididymis, ductus defferent, glandula accessories, dan penis.
Testis terdapat
sepasang berbentuk bulat telur, menghasilkan sperma dan terletak di dalam
scrotum. Pada testes terdapat canalis
inguinalis dan scrotum yang berfungsi sebagai termoregulator.
Testis
terdiri dari beberapa jaringan yaitu tubulus seminiferus, sel stroma, dan sel
interstitial. Tubulus seminiferus yaitu epitel yang terdiri dari dua macam sel
yang bebrbeda yaitu sel sertoli dan sel germinatif. Selsertoli adalah yang
mempunyai bentuk panjang dan kadang-kadang seperti pyramid. Sel ini terletak
dekat atau di antara sel-sel germinatif. Sel ini bersifat fagosit karena mereka
memakan sel-sel mani yang telah mati atau yang telah mengalami degenerasi. Sel
germinatif adalah yang akan mengalami perubahan-perubahan selama proses
spermatogenesis, sebelum mereka siap untk mengadakan fertilisasi. Tingkat
perkembangannya adalah sebagai berikut; spermatogonia (sel paling muda) akan
mengalami pembagian mitosis beberapa kali menjadi spermatosit primer.
Spermatosit primer membagi diri menjadi spermatosit sekunder. Tiap sel
spermatosit sekunder akan membagi lagi dirinya menjadi spermatid, pada saat ini
jumlah kromosom akan menjadi setengahnya (haploid). Tiap-tiap sel spermatid
akan mendewasakan diri menjadi sel-sel spermatozoa.
Epididymis terletak di
sebelah medial testis, melengkung dari cranial ke sepanjang testes terdiri dari
:
1. Caput Epidemis, bagian oranial berasal dalam
mesonephros yang dilewati oleh spermatozoa yang berasal dari testis dan
bermuara ductuli efferent.
2. Corpus epididymis terletak pada bagian
tengah yang ada pada bagian posterior testis.
3. Caudal epididymis terletak pada bagian
caudal yang dipergunakan untuk menyimpan spermatozoa serta tempat pematangan
spermatozoa.
Ductus deferens
merupakan lanjutan dari cauda epididymis yang berjalan ke cranial meninggalkan
scrotum melalui canalis inguinalis masuk kedalam rongga perut melalui sebelah
dorsal vesicaurinaria. Ductus deferens berjumlah sepasang, saluran ini
berdinding otot tebal sehingga berupa tali dan terasa kenyal, serta menyalurkan
spermatozoa dari cauda epididymis ke uretra.
Penis adalah alat
kopulasi atau sebagai alat pendeposit sperma pada organ kelamin betina.
penis terdiri dari dua tipe yaitu:
1. Fibroelastis,
yaitu bentuknya kecil, panjang, waktu ereksi keras tapi tidak begitu
membesar cavernosanya sedikit. Pada waktu tidak ereksi melengkung membentuk
huruf ”S” disebut flexura sigmoidea.
2.
Musculo Cavernosus (vascular),
yaitu bentuknya pendek, waktu ereksi membesar karena banyaknya caverna,
tapi tidak begitu keras.
Caverna ini memiliki
beberapa bagian, yaitu :
1. Corpus
cavernosum yang mempunyai rongga yang berisikan darah guna melakukan erectio
pada waktu copulasi,ini sepasang.
2. Corpus
cavernosum uretra ; tunggal, berjalan di ventral dari corpus cavernosum penis,
ujung penis membesar dan membentuk gland penis, di tengahnya ditembusi oleh
uretra yang berakhir di ujung cranial penis.
3. Prepotium
; merupakan selubung bagian ujung anterior penis. Selubung ini berupa suatu
lipatan kulit, selaput lendirnya berkelenjar, dan sekresinya bersifat lemak.
Sekresi kelenjar ini berbau rangsang & dan disebut smegma praeputil.
BAB
V
KESIMPULAN
Organa genetalia
masculina terdiri dari: testes, epididymis, ductus defferent, ductus
ejakulatorius, uretra,
penis, dan glandula
accessories.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, N A. 2004. Biologi Edisi kelima Jilid III. Erlangga. Jakarta Delliman, H
Dieter. 1992.Textbook of Veternary Histology.
Dellman, H. Dieter., Esther M. Brown. 1992. Histology Veteriner. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
Frandson, R.D.1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi Keempat. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Lytle, Charles, John R. Meyer (I). 2005. General Biology. New
York,Mc. Graw Hill Higher Education.
Widayati, D.T, Kustono., Ismaya., S. Bintara.
2008. Handout Ilmu Reproduksi Ternak.
Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.